22
2024/11
Pembaruan Pasar Wisunofx: Rebound Dolar Tidak Mungkin Bertahan Lama, Penundaan Tarif Trump Bisa Menjadi Variabel Kunci
Setelah pemilihan presiden AS baru-baru ini, dolar menguat! Pergerakan dolar pasca-pemilu biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dampak langsung dari hasil pemilu terhadap sentimen pasar, perubahan ekspektasi tentang kebijakan ekonomi AS, dan fluktuasi dalam aversi risiko global.
Para ahli di Desjardins Bank mengemukakan bahwa kenaikan dolar mungkin bersifat sementara, terutama jika tarif yang diusulkan ditunda hingga 2025 atau 2026. Penundaan ini dapat memberikan waktu sebentar bagi ekonomi global untuk bernafas. Selain itu, jika perusahaan-perusahaan AS mempercepat pengadaan barang dari luar negeri sebelum tarif diberlakukan, hal ini bisa menguatkan nilai mata uang lain terhadap dolar.
Faktor lain yang dapat menyebabkan volatilitas nilai tukar adalah tren kebijakan moneter.
Desjardins Bank memprediksi bahwa ekonomi AS akan kesulitan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya saat ini, yang berpotensi mendorong Federal Reserve untuk melakukan beberapa kali pemangkasan suku bunga. Pendekatan yang lebih hati-hati ini diperkirakan akan menangani masalah inflasi yang bisa dipicu oleh pemerintahan Trump.
Ekonom utama Desjardins Bank, Jimmy Jean, menyatakan bahwa jika tarif ditunda hingga akhir 2025 atau bahkan awal 2026, ekonomi global bisa mendapatkan sedikit keringanan dalam jangka pendek. Selain itu, jika perusahaan-perusahaan AS terburu-buru untuk mengadakan barang dari luar negeri sebelum tarif diberlakukan, beberapa negara bisa mendapatkan manfaat, yang akan menguatkan mata uang lain terhadap dolar untuk sementara.
Dampak Kebijakan Tarif:
1.Latar Belakang Penundaan Tarif
Keputusan Trump untuk menunda tarif pada beberapa barang impor bertujuan untuk mengurangi dampak langsung pada konsumen AS sekaligus memberikan kepercayaan pada ekonomi. Namun, hal ini juga bisa menjadi sinyal pertumbuhan ekonomi yang lemah, menyebabkan keraguan pasar mengenai prospek dolar.
Interpretasi Pasar: Meskipun penundaan tarif sementara meredakan ketegangan perdagangan internasional, hal ini melemahkan daya tarik dolar sebagai aset safe-haven. Investor mungkin akan beralih ke aset lain, seperti emas atau mata uang non-AS, yang akan mengurangi momentum kenaikan dolar.
2.Pembatasan Lain untuk Rebound Dolar:
Kurangnya Dukungan Ekonomi yang Kuat: Rebound dolar lebih bergantung pada sentimen pasar daripada perbaikan dalam dasar-dasar ekonomi. Jika data ekonomi AS tidak memenuhi ekspektasi, hal ini dapat memperburuk tekanan penurunan terhadap dolar.
Pendekatan Wait-and-See dari Federal Reserve: Federal Reserve masih menimbang data ekonomi dan risiko global, yang berarti mereka mungkin akan mempertahankan suku bunga atau mengadopsi kebijakan yang lebih hati-hati dalam jangka pendek, yang membatasi dampak positif terhadap dolar.
Rebalancing Ekonomi Global: Ekonomi besar lainnya (seperti UE, China) mungkin akan mempromosikan pertumbuhan melalui penyesuaian kebijakan, yang dapat melemahkan kekuatan relatif dolar.
Faktor Kunci yang Membatasi Rebound Dolar (Berdasarkan Perkiraan Ekonomi Terbaru Desjardins Bank):
1.Ketidakpastian dalam Kebijakan Ekonomi AS:
Ekspektasi Kebijakan Pasca-Pemilu: Meskipun dolar menguat setelah pemilu karena optimisme pasar mengenai kebijakan pemerintahan baru, dampak nyata dari kebijakan ini, terutama yang terkait dengan stimulus fiskal, perdagangan, dan pengelolaan utang, masih belum jelas.
Masalah Defisit Fiskal: Jika pemerintah baru melakukan program stimulus besar-besaran, hal ini bisa meningkatkan defisit fiskal lebih lanjut dan memberikan tekanan jangka menengah pada dolar.
2.Kebijakan Moneter Federal Reserve:
Kebijakan Suku Bunga: Pernyataan Federal Reserve dan kemungkinan kenaikan suku bunga di masa depan akan langsung memengaruhi kinerja dolar. Jika ekspektasi untuk kenaikan suku bunga berkurang, dolar dapat mengalami koreksi.
Inflasi dan Pekerjaan: Jika pemulihan ekonomi AS melambat dan data inflasi atau pekerjaan mengecewakan, Federal Reserve mungkin akan mempertahankan sikap dovish, melemahkan daya tarik dolar.
3.Selera Risiko Pasar Global:
Penurunan Permintaan Aset Safe-Haven: Dolar biasanya merupakan mata uang safe-haven. Setelah pemilu, jika pasar global stabil, berkurangnya aversi risiko bisa melemahkan kekuatan dolar.
Kebijakan Bank Sentral Lainnya: Jika Bank Sentral Eropa, Bank of Japan, dan bank sentral besar lainnya mengadopsi kebijakan moneter yang lebih kuat, ini dapat mendorong euro, yen, dan mata uang lainnya untuk bersaing dengan dolar.
4.Aliran Modal Internasional:
Keluar Modal: Modal yang masuk ke AS selama periode pemilu untuk alasan keamanan mungkin akan keluar secara bertahap, terutama jika kebijakan pemerintah baru gagal mendorong laba perusahaan atau kepercayaan pasar.
Faktor Geopolitik: Jika kebijakan luar negeri AS mengarah pada pengurangan ketegangan global, modal internasional mungkin akan mengalir kembali ke pasar berkembang dan wilayah lain yang memberikan hasil lebih tinggi.
Rekomendasi Investasi:
1.Perdagangan Jangka Pendek: Perhatikan potensi kesempatan pullback teknikal pada dolar, terutama setelah sentimen pasar pasca-pemilu stabil.
2.Alokasi Aset yang Diversifikasi: Pertimbangkan untuk melakukan diversifikasi ke dalam aset mata uang non-AS seperti euro, emas, atau mata uang pasar berkembang untuk menyebarkan risiko.
3.Pengamatan Tren Jangka Panjang: Fokus pada hasil konkret dari pelaksanaan kebijakan AS dan arah Federal Reserve, serta sesuaikan strategi investasi valuta asing secara dinamis.
Kesimpulan:
Keputusan Trump untuk menunda tarif telah meredakan tekanan pasar sementara namun bisa membatasi daya tarik dolar sebagai aset safe-haven, yang berpotensi menjadi hambatan bagi reli lebih lanjut dolar. Tanpa dukungan dasar ekonomi yang jelas, rebound dolar mungkin tidak dapat bertahan lama. Para investor yang bullish harus tetap berhati-hati dan memperhatikan bagaimana perubahan kebijakan memengaruhi pasar dalam jangka panjang.
Perkiraan ini menunjukkan bahwa meskipun dolar saat ini kuat karena sentimen pasar dan aversi risiko, momentum kenaikan ini tidak pasti. Dalam jangka pendek, dolar mungkin terus menguat karena faktor sentimen, tetapi dalam jangka menengah hingga panjang, trajektori dolar akan bergantung pada dasar-dasar ekonomi AS, pelaksanaan kebijakan, dan perubahan struktural di pasar internasional.